Konon dahulu manusia menurut penilitan para dokter olah raga mustahil dapat lari sejauh 1 mil dalam waktu dibawah 4 menit bahkan ada salah seorang dari dokter tersebut yang pendapatnya “menakutkan”. Salah seorang dari dokter tersebut mengakatakan bahwa apabila manusia berlari lebih dari batas waktu kecepatan itu maka jantungnya akan pecah karena kelebihan tenaga. Menakutkan kan ? orang yang berlari terlalu kencang garis finisnya malah sebuah kematian.
Seandainya saja semua manusia di dunia ini mempercayai hal tersebut 100 % maka sampai dengan hari ini tidak ada manusia yang mampu memecahkan waktu tempuh tersebut. Untungnya dalam sejarah, dunia selalu menyediakan manusia-manusia yang menentang ketidak mustahilan. Bahkan terdapat sebuah film serial yang terkenal dengan judul mission imposible alias misi yang mustahil tetapi anehnya di setiap akhir cerita dari film tersebut misi yang lakukannya selalu dapat diselesaikan dengan baik. Atau dengan kata lain mission imposible itu ternyata bukanlah sebuah misi yang benar-benar imposible. Film tersebut sebetulnya ingin mengajarkan kepada kita semua untuk tidak percaya dengan sesuatu yang ( sepertinya ) mustahil.
Kembali cerita mengenai pendapat dokter di atas. Dari sekian banyak manusia yang tidak percaya akan kemustahilan salah satunya adalah Roger Bannister yang dengan usaha kerasnya akhirnya dapat berlari sejauh 4 mil dalam waktu 3 menit 59.4 detik. Dengan kata lain Roger banister dapat berlari sejauh 4 mil dalam waktu kurang dari 4 menit dan lebih hebatnya lagi jantungnya tidak pecah. Satu bulan berikutnya ternyata John Landy, seorang pelari dari Australia, mampu menempuh jarak 4 mil dengan waktu yang lebih pendek lagi daripada Roger Bannister. Dan setelah itu lebih banyak lagi orang yang mampu memecahkan record waktu lari 4 mil tersebut. Dan semuanya tidak ada yang pecah jantungnya. Dan tak ada satu orang pun yang mati karena melakukan hal itu.
Pertanyaannya sekarang apakah para pembaca sekalian masih mempunyai juga hal-hal yang sepertinya mustahil dalam kehidupannya yang sampai dengan hari ini masih merupakan hal yang mustahil ? misalnya mustahil dapat mencapai jabatan sebagai seorang manager marketing kalau saat ini hanya sebagai seorang sales saja. Mustahil dapat menjadi direktur utama kalau saat ini hanya sebagai staf dibagian keuangan. Mustahil mendapat bantuan beasiswa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dari perusahaan tempat bekerja kalau sekarang statusnya masih sebagai pegawai honorer.
Mustahil dapat membeli sebuah rumah sendiri karena sampai dengan hari ini biaya untuk hidup bulanan saja mepet sekali. Mustahil dapat menikah dan berkeluarga karena umur yang sudah semakin tua dan terlalu sibuk bekerja. Mustahil dapat mempunyai dan membangun perusahaan sendiri karena sampai dengan hari ini belum ada sama sekali modal untuk keperluan itu.
Kalau hal-hal di atas sampai dengan hari ini masih merupakan hal yang mustahil untuk dicapai maka penulis sarankan mulai hari ini juga mulai membangun sikap positif terlebih dahulu bahwa hal itu sebenarnya tidak mustahil untuk diraihnya. Tentunya untuk meraihnya butuh rencana dan strategi yang matang. Tetapi yang lebih penting lagi adalah dibutuhkan semangat yang tidak pernah mengenal kata putus asa.
Ingat bahwa untuk bersikap tidak berputus asa itu godaanya banyak sekali. Yang pengen cepat kaya ada yang tergoda untuk ikut-ikutan memakai cara KKN, yang ingin cepat naik jabatan ada yang tergoda untuk selalu bersikap carmuk alias cari muka di depan atasan, yang ingin cepat jadi direktur ada yang tergoda untuk pergi dan konsultasi dengan paranormal.
Esensi tidak mengenal putus asa itu sebenarnya dalam setiap tindakannya berpusat kepada proses bukan hasil. Kalau lebih berpusat kepada hasil maka segala macam godaan di atas akan selalu membayangi dalam setiap upaya meraihnya. Dengan senantiasa mempertahankan semangat dan selalu membawa “keyakinan” kemanapun kita pergi maka untuk tercapainya sebuah tujuan tersebut mungkin hanya masalah waktu saja.
Kemustahilan awalnya diciptakan oleh pendapat orang banyak. Kemudian kita ikut meng – amini – nya. Setelah itu kita mulai percaya bahwa kemustahilan itu memang benar adanya. Apabila kita sudah sampai dalam tahapan tersebut maka bisa dipastikan kita hanya akan menjadi orang yang biasa-biasa saja. Sayang sekali.
Ditulis oleh : Agoes Susilo JP | Kabid Organisasi & Keanggotaan DPP AELI